Teknologi Penumbuhan Gigi pada Orang Dewasa


Setelah dilakukan pada organ tubuh pankreas, penelitian tentang sel induk atau sistem sel kini mulai dilakukan pada saraf utama gigi oleh para peneliti di Indonesia. Lebih dari 250 hasil penelitian mutakhir di bidang kedokteran gigi dipresentasikan dan dibahas dalam pertemuan yang dihari 500 peserta itu. Tahap awal penelitian teknologi sel induk pada gigi sudah dilakukan Universitas Indonesia dengan sistem kolaborasi dengan sejumlah peneliti di sejumlah universitas lain di Jakarta, salah satunya Universitas trisakti, sejak beberapa dekade lalu. Dengan kreativitas dan kemauan tinggi, penelitian itu akan berhasil dalam beberapa tahun mendatang.
Penanaman Sel

Penumbuhan gigi baru melalui teknologi sel induk diharapkan menjadi salah satu tonggak kemajuan di bidang kedokteran gigi. Secara teknis, ahli gigi akan menanamkan sel saraf gigi pada tulang rahang pasiennya, lalu memberinya protein agar tumbuh. Gigi muda pun tumbuh di rahang, dentin dan enamel terbebtuk, sehingga akhirnya gigi baru pun tumbuh. Hingga saat ini, permasalahan kerusakan gigi pasti selalu diselesaikan dengan tambal atau cabut gigi. Akibatnya, gigi akan terus bermasalah dan bahkan ompong. Seseorang pun akan menjadi tidak percaya diri. Solusi lainnya adalah sang pasien membeli gigi palsu untuk mengganti gigi aslinya yang tanggal atau dicabut.

Teknologi sel induk telah dikembangkan pada pankreas yang terutama untuk mengobati komplikasi akibat diabetes. Teknologi ini sudah diaplikasikan di sejumlah negara, seperti Amerika Serikat, Korea, serta Thailand dan Indonesia. Sel-sel induk yang dibiakkan dari jaringan, baik jaringan embrionik maupun jaringan dewasa, bisa dimasukkan ke dalam tubuh penderita diabetes dan menggantikan tugas sel-sel yang rusak karena serangan penyakit.


Penelitian Baru

Para peniliti dari King’s College London sedang melakukan penelitian dengan alat baru mereka yang bisa melakukan tambal gigi tanpa perlu melakukan pengeboran dan tambalan. Proses dua langkah, yang disebut Electrically Accelerated and Enhanced Remineralisation (EAER), melibatkan arus listrik yang memacu gigi yang sudah busuk untuk memperbaiki diri. Daripada menyuntik bagian yang akan di kerjakan menjadi mati rasa dan pengebor gigi untuk tambalan, metode ini sangat alami prosesnya untuk gigi itu sendiri.

Pertama, bagian gigi yang rusak di bagian luarnya akan siap. Kemudian, arus listrik digunakan untuk merangsang mineral, seperti kalsium dan fosfat, untuk masuk kembali ke dalam bagian gigi dan melakukan perawatan. Prosedur ini mirip dengan teknik non-invasif lainnya untuk perbaikan. Sebuah tim dari Harvard School of Engineering dan Ilmu Terapan menemukan suatu metode untuk menggunakan daya cahaya rendah untuk merangsang sel induk gigi untuk memperbaiki gigi dengan membentuk kepala bahan yang disebut dengan dentin. Ini merupakan kunci dari prosedur ini.

Sedangkan teknologi baru ini diharapkan dapat merawat kerusakan gigi pada berbagai macam tahap, arus listrik akan kemungkinan besar tidak bisa diplementasikan dengan gigi berlubang dan membusuk yang sudah terlalu parah.



No comments:

Post a Comment